IMDI Bondowoso Terendah di Jatim, Alarm Kegagapan Digital di Tanah Tapai, RTIK: ini PR Besar Semua Pihak
Kabupaten Bondowoso menorehkan catatan yang mengejutkan dalam Rapat Koordinasi Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) Jawa Timur

KABAR RAKAYAT,BONDOWOSO– Kabupaten Bondowoso menorehkan catatan yang mengejutkan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) Jawa Timur.
Dalam forum yang dihadiri oleh Diskominfo, RTIK Bondowoso, Kominfo Jatim, Bakorwil V Jember, Bank Indonesia, perbankan, hingga pelaku UMKM itu.
Hasilnya terungkap bahwa Bondowoso menempati peringkat paling bawah dalam indeks digital tersebut.
Nilai IMDI Bondowoso hanya mencapai angka 38,36, terpaut cukup jauh dari daerah lain di Jawa Timur yang rata-rata sudah menyentuh angka di atas 40. Angka ini menandakan rendahnya kesiapan masyarakat Bondowoso dalam menyongsong era digital yang semakin masif.
Shodiqul Masduki, Sekretaris Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Bondowoso, menyebut bahwa hasil ini merupakan pekerjaan rumah besar bagi semua pihak, terutama RTIK sebagai mitra strategis Diskominfo.
"Kami sangat prihatin, ini menjadi cambuk agar segera melakukan percepatan digitalisasi di semua lini," tegas Shodiqul, dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).
Dia membeberkan, setidaknya ada Empat faktor utama yang menjadi penyebab rendahnya capaian IMDI Bondowoso.
Pertama adalah minimnya keterampilan digital masyarakat. Banyak warga, terutama di pedesaan, belum mampu mengoperasikan perangkat digital secara optimal.
Kedua, letak geografis Bondowoso yang kurang strategis turut menyumbang hambatan besar dalam pembangunan infrastruktur digital. Banyak wilayah yang belum terjangkau jaringan internet stabil, bahkan masih ada yang blank spot.
Faktor ketiga adalah minimnya pelatihan nonformal di bidang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Menurut Shodiqul, selama ini pelatihan TIK masih terpusat pada kalangan tertentu dan belum menjangkau komunitas akar rumput secara merata.
Keempat, keterbatasan infrastruktur digital juga memperparah kondisi. Akses terhadap komputer, jaringan internet berkualitas, hingga minimnya perangkat penunjang digitalisasi di sektor UMKM, pendidikan, dan pelayanan publik menjadi hambatan besar yang belum tertangani serius.
Meski demikian, RTIK Bondowoso tak tinggal diam. Ke depan, organisasi relawan ini akan menjadi mitra aktif Pemkab melalui Diskominfo untuk mengejar ketertinggalan digital.
Program pelatihan literasi digital, penguatan kapasitas UMKM digital, hingga kampanye antihoaks dan keamanan siber akan digencarkan.
“Kami berharap RTIK Bondowoso bisa menjadi organisasi yang diperhitungkan dalam urusan digitalisasi daerah. Tidak hanya mendampingi UMKM agar naik kelas, tapi juga mencerdaskan masyarakat secara digital,” ujar Shodiqul.
Diskominfo Bondowoso pun disebut telah menyusun roadmap bersama stakeholder terkait untuk memperbaiki skor IMDI ini.
Targetnya, dalam dua tahun ke depan, Bondowoso bisa keluar dari zona merah digital dan mengejar kabupaten lain di Jatim.
Sebagai penutup, Shodiqul menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
“Digitalisasi tidak bisa dikerjakan sendiri. Pemerintah, swasta, masyarakat, dan komunitas harus bersatu. Kalau tidak, Bondowoso akan terus tertinggal,” pungkasnya dengan nada serius.
What's Your Reaction?






