Inovasi Hijau, Limbah Cangkang Kerang Disulap Jadi Pupuk Organik di Bangkalan
Kelompok Tani Martajasah Bangkalan olah limbah cangkang kerang jadi pupuk organik. Inovasi ini bantu kurangi pencemaran sekaligus tingkatkan ekonomi pesisir.
                                    BANGKALAN— Inovasi ramah lingkungan kembali muncul dari tangan-tangan kreatif masyarakat pesisir Kabupaten Bangkalan. Limbah cangkang kerang yang selama ini dianggap tidak bernilai dan mencemari lingkungan kini berhasil diolah menjadi pupuk organik bernilai tinggi bagi tanaman.
Inisiatif tersebut digagas oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Aman Sentosa Lestari Martajasah, Kecamatan Bangkalan, yang bekerja sama dengan sejumlah peneliti lokal. Mereka melihat potensi besar dari tumpukan limbah cangkang kerang di kawasan pesisir dan tempat pengolahan hasil laut.
Menurut Habib Idrus, anggota KTH Aman Sentosa Lestari, limbah cangkang kerang selama ini menjadi persoalan serius karena sulit terurai dan menimbulkan bau tidak sedap.
“Kami berpikir, daripada jadi sampah, kenapa tidak dimanfaatkan? Setelah kami pelajari, ternyata kandungan kalsium dan mineral pada cangkang kerang bisa diolah menjadi pupuk organik yang sangat baik untuk tanaman,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).
Idrus menjelaskan, tujuan pengolahan limbah kulit kerang ini tidak hanya untuk menanggulangi pencemaran, tetapi juga mendukung ketahanan pangan melalui bahan organik yang lebih sehat dan aman bagi tubuh. “Kami juga berharap pemerintah bisa menjadi bapak bagi kami para penggiat lingkungan,” tambahnya.
Proses pembuatan pupuk dilakukan dengan menghancurkan cangkang kerang, lalu mencampurnya dengan bahan organik lain. Setelah difermentasi, bahan tersebut menghasilkan pupuk organik padat maupun cair yang kaya unsur hara.
Pupuk berbahan dasar limbah kerang ini terbukti mampu meningkatkan kesuburan tanah dan mempercepat pertumbuhan tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, dan sayuran daun. Selain itu, pemanfaatan limbah kerang juga membantu mengurangi volume sampah di wilayah pesisir.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangkalan, Anang Yulianto Hari Purnomo, AP., MM., mengapresiasi langkah tersebut. “Inovasi ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong ekonomi hijau dan pertanian berkelanjutan. Kami akan berkoordinasi agar hasil penelitian ini bisa dikembangkan menjadi program pemberdayaan masyarakat pesisir,” katanya.
Ke depan, kelompok tani Martajasah berencana memperluas produksi pupuk organik sekaligus mengajukan sertifikasi produk agar dapat dipasarkan secara luas. Dengan begitu, limbah yang dahulu menjadi masalah kini berubah menjadi berkah bagi lingkungan sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir Bangkalan.
Penulisan: Luru Utomo
What's Your Reaction?